JAKARTA – Presiden Federasi Pilot Indonesia (FePI) Capt. M. Ali Nahdi mengadakan Halal Bihalal bersama Asosiasi Pilot Merpati (APM), dan beberapa Pilot Senior Garuda, di Kantor FePI, Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
“Ya, kami mengadakan halal bihalal sederhana dan sekaligus silaturahmi dengan beberapa pilot senior, ada Asosiasi Pilot Merpati, ada dari Pihak Indo Defence /Napindo yang berkecimpung di event-event penerbangan. Tujuannya tentu untuk mempererat tali silaturahmi satu sama lain,” Kata Capt. Ali kepada Media, Kamis (26/5).
Dalam pertemuan tersebut, Capt. Ali banyak bicara soal nasib maskapai penerbangan Indonesia di tengah-tengah pandemi covid-19 yang masih ada.
“Saya berharap pandemi covid-19 ini segera memasuki fase endemi dan Industri penerbangan Indonesia kembali bangkit agar Pilot-pilot dan pekerja di sektor penerbangan dapat bekerja normal kembali dan tidak ada yang dirumahkan atau dipensiunkan dini lagi,” ujarnya.
“Kita bicara maskapai plat merah saja nih, apabila kekurangan pesawat ya tambah, kalau kompetitor punya banyak pesawat ya kenapa kita gak bisa, kan teori sederhananya seperti itu. Pasar masih terbuka lebar, tinggal strategi kita bagaimana memenuhi kebutuhan pasar yang sudah tersedia ini. Kita ingin mendapatkan profit lebih ya kita juga harus keluarkan modal juga,” sambung Capt. Ali.
Hidupkan Kembali Merpati
Bahkan lanjut Capt. Ali, Pemerintah Pusat beserta jajarannya bisa saja menghidupkan kembali Maskapai Merpati yang sampai saat ini statusnya masih hidup namun tak beroperasi sejak 2014.
“Ini kan sebetulnya bisa jadi peluang juga untuk kebangkitan Industri Penerbangan Indonesia. Menghidupkan kembali Merpati Airlines bisa membuka tenaga kerja baru, bahkan bisa menyerap tenaga kerja dari lulusan-lulusan ‘flying school‘ di Indonesia yang masih nganggur,” tandasnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Asosiasi Pilot Merpati (APM) Capt. Sardjito juga mengungkapkan hal serupa, ia sampai saat ini masih berharap agar Merpati Airlines bisa mengudara kembali.
“Saya ini terlanjur cinta dengan Merpati Airlines, sejak 2014 sampai saat ini saya masih mengharapkan kebangkitan Maskapai Merpati. Juga karena sampai saat ini Merpati Airlines masih memiliki tanggungjawab terhadap kurang lebih 1.200 mantan pegawainya, yaitu uang pesangon kami 80 persennya belum terbayarkan,” tandasnya.
Lebih lanjut, Capt Sardjito juga menceritakan bagaimana nasib kurang lebih 1.200 karyawan ini yang sampai saat ini masih mengharapkan sisa pesangon yang belum dibayarkan oleh Maskapai plat merah tersebut.
“Ya saya dan teman-teman sangat menghargai upaya-upaya direksi maupun para stakeholder terkait, kami juga masih berharap adanya kebangkitan di Merpati, namun kami juga mengharapkan itikad baik Merpati untuk segera membayarkan sisa pesangon kami. Karena di tengah-tengah Pandemi seperti ini kami sangat membutuhkan,” ucap Capt Sardjito.
Memang soal ditutup atau dibangkitkan kembali itu hak sepenuhnya para pemangku kebijakan di atas.
“Namun poinnya kami berharap hak-hak kami segera dilunasi,” pungkasnya.