JAKARTA – Pasca kasus duren tiga yang menetapkan Irjen Pol Ferdi Sambo sebagai tersangka justru terus digoreng dan ada yang memanfaatkan isunya agar berjilid-jilid.
Parahnya lagi ada yang aji mumpung agar kasus penembakan Brigadir J untuk mengkritisi institusi Polri. Pihak-pihak tersebut pun ada yang mendesak agar Polri dibawah Kemendagri dan Polri dikembalikan ke TNI.
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta pun angkat suara perihal fenomena yang berkembang liar diruang publik.
Menurut dia, kasus FS ini memang harus menjadi momentum bagi Polri untuk berbenah. Namun, kata dia, tetap harus cermat juga karena kasus FS menjadi kesempatan bagi banyak pihak untuk melakukan berbagai upaya agar eksistensi Polri terganggu.
“Ini hal yang sangat wajar, Polri memang harus berbenah dan instrospeksi,” ujarnya.
Sebaiknya, lanjut dia, Polri tetap fokus dalam menangani kasus FS dan profesional dalam perbaikan secara internal. “Tunjukkan kepada publik bahwa Polri bisa berbenah lebih baik,” katanya.
Soal desakan agar Polri kembali lagi ke TNI, Stanislaus memberikan isyarat tidak setuju wacana tersebut. Sebab, kata dia, amanat reformasi adalah memisahkan TNI dengan Polri.
“Amanat ini harus dijaga,” katanya.
Sementara wacana Polri dibawah Kemendagri, kata Stanislaus, perlu ada kajian lebih mendalam lagi. Bukan terpaku karena satu dua kasus saja.
“Harus dievaluasi, tapi bagaimana yang ideal harus berdasarkan kajian bukan karena satu dua kasus,” sebutnya.
Mengenai organisasi yang dinaungi Irjen Pol Ferdi Sambo dan anak buahnya yang ikut terseret pusaran tersebut, juga tak luput mendapatkan sorotan agar di evaluasi. Apakah akan seperti dulu intelpamsan ??
“Saya kira jangan terburu-buru, harus ada kajian yang lebih komprehensif. Jangan karena satu dua kasus,” pungkasnya.