Jakarta – Momen Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menerima telepon jelang pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta Pusat, menjadi viral di media sosial. Sekretariat Presiden (Setpres) menjelaskan ponsel yang digunakan Fadil Imran merupakan ponsel protokoler Istana.
Berawal dari viralnya tangkapan layar yang bertuliskan “Kapolda Irjen Fadil Diduga Asyik Nelpon saat Jokowi Larang Bawa HP di Istana,” tulis cuitan akun @OposisiCerdas di twitter tersebut yang dikutip pada Minggu, (16/10/2022).
Setelah viral, kemudian muncul lagi video asil pada saat Irjen Fadil Imran sedang tertangkap kamera menggunakan handphone yang menerangkan bahwa rapat dengan presiden Joko Widodo disebut belum dimulai.
Video tersebut diposting oleh akun @betuahraye.36 di media sosial TikTok. Dalam video tersebut dijelaskan bahwa handphone yang digunakan oleh Irjen Fadli Imran diduga milik staf sekretariat negara atau staf kepresidenan yang memberitahukan informasi penting, seperti tentang penangkapan Kapolda Jatim, Teddy Minahasa.
Pasalnya terlihat dalam video ada seorang wanita yang diduga sebagai staf sekretariat negara mendatangi Irjen Fadil Imran dan memberikan handphone tersebut kepadanya.
“Ini aslinya yah, jgn salah faham, itu sepertinya hape staf sekretariat negara, berita tentang penangkapan Kapolda Jatim,” tulis keterangan dalam video yang diunggah akun TikTok @betuahraye.36.
Dalam cuplikan video yang beredar di media sosial, Fadil awalnya terlihat duduk di barisan kedua jajaran polisi yang diundang ke Istana Negara. Tiba-tiba seorang protokoler datang menghampiri Fadil dan menyerahkan handphone.
Fadil pun langsung menerima ponsel tersebut. Mantan Kapolda Jawa Timur itu terlihat menelepon menggunakan handphone yang diserahkan protokoler sambil membungkukkan badannya ke depan.
Acara pengarahan dari presiden saat itu memang belum mulai. Para perwira polisi yang diundang juga terlihat masih berbincang satu sama lain.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media, Bey Machmudin, mengatakan Kapolda Metro saat itu menerima telepon dari stafnya melalui protokoler Istana. Komunikasi itu diizinkan sebab ada laporan penting yang harus disampaikan dan acara pengarahan presiden belum mulai.
“Jadi pertama stafnya Pak Fadil harus melaporkan hal yang penting, kemudian nelepon ke salah satu staf protokol istana, untuk berbicara dengan Pak Fadil. Sebelum bicara, staf protokol meminta izin dulu ke internal, apakah diizinkan, mengingat acara belum mulai. Karena acara belum mulai, handphone-nya protokol itu dikasih ke Pak Fadil. Tapi setelah itu juga diambil lagi,” kata Bey saat dimintai konfirmasi, Minggu (16/10/2022).
Bey mengatakan momen Kapolda Metro menerima telepon tak berlangsung lama. Setelah selesai, ponsel itu kembali diambil oleh protokoler Istana.
“Tidak lama, setelah itu juga diambil lagi, dibalikin lagi. Dan itu juga kalau acara sudah mulai, tidak akan kita izinkan. Karena itu ada yang harus dilaporkan penting, jadi ya kita izinkan,” ujar Bey.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengumpulkan pejabat Mabes Polri, Kapolda hingga Kapolres di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pejabat Polri yang dipanggil Jokowi dilarang membawa ponsel hingga mengajak ajudan atau sering disebut sebagai ADC (aide de camp).
Dalam acara tersebut, presiden Jokowi memberi pengarahan sekaligus mewanti-wanti terkait gaya hidup Polri yang dinilai bermewah-mewahan. Jokoei juga mendorong agar Polri bersama-sama memperbaiki diri dan meningkatkan kepercayaan publik kembali.