Jakarta – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, mengatakan figur Anies Baswedan, murni representasi dari kekuasaan. Hal tersebut dapat ditelisik dari sikap mantan Gubernur DKI itu yang selalu berpindah pindah cantolan demi memenuhi hasrat politiknya.
Tampak pada tahun 2014, Anies ikut Presiden Jokowi, 2017 ke barisan Prabowo Subianto, dan menjelang 2024 merapat ke gerbong Surya Paloh.
Untuk itu, omong kosong apabila Anies ingin maju sebagai capres murni menjadi representasi rakyat guna perjuangkan aspirasi masyarakat Indonesia.
“Anies representasi kekuasaan, jadi tidak murni maju mewakili keinginan umat dan rakyat untuk memperbaiki bangsa dan negara kita,” kata Habib Syakur Habib Syakur, dalam Podcast KomaIndonesia, Kamis (2/3/2023).
Pada kesempatan ini Habib Syakur, juga menjelaskan soal perbedaan antara politisasi identitas dan politik identitas. Di mana, politik identitas adalah para pelaku yang memainkan isu khilafah seperti HTI, FPI, dan sejenisnya. Sementara politisasi identitas adalah penikmat politik identitas, seperti Anies Baswedan.
Ironisnya, para pelaku politik identitas dan penikmat politik identitas bertujuan sama-sama mengoyakan Indonesia menjadi terpecah belah.
“Para pelaku politik identitas goal mereka adalah membuat Indonesia yang rukun dan damai menjadi terbelah,” pungkasnya.