Jakarta – Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) menilai program satu polisi untuk rukun warga (polisi RW) akan mempercepat respon permasalahan di masyarakat.
“Penerapan polisi RW yang digagas Kapolri adalah pemikiran maju menuju polisi modern,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan Edi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan konsep polisi RW telah berhasil diterapkan di Jepang dengan sebutan Polisi Koban.
Menurut akademisi Universitas Bhayangkara Jakarta ini, penerapan polisi RW di seluruh Indonesia ke depan sangat bisa dilakukan asal didukung dengan penambahan personel Polri yang cukup besar karena jumlah RW di seluruh Indonesia mencapai ratusan ribu.
“Paling tidak untuk sementara ini, bintara polisi yang baru selesai pendidikan bisa segera disebar di RW agar kebijakan Kapolri ini bisa langsung diterapkan,” katanya.
Dia mengatakan kehadiran polisi RW yang akan memberikan respon cepat bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
“Polisi RW kita harapkan akan selalu kedepankan pembinaan dan bermitra bersama masyarakat dalam mengelola keamanan dan ketertiban,” katanya.
Menurutnya, selama ini banyak persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat yang seharusnya cukup diselesaikan di lingkungan RW dan tidak harus ke polsek dan polres.
“Penempatan polisi di setiap RW cukup strategis. Kapan saja butuh bantuan, masyarakat dengan mudah menemui polisi di lingkungan tempat tinggalnya,” katanya.
Edi Hasibuan juga berharap agar polisi yang ditunjuk sebagai polisi RW sebisa mungkin tinggal di wilayah RW setempat agar lebih optimal merespon permasalahan di masyarakat.
Sementara itu, Polda Metro Jaya juga telah menempatkan satu polisi di tingkat RW.
“Saya ingin RW yang didampingi polisi, karena RW selalu dibutuhkan warga setiap saat dalam penyelesaian berbagai permasalahan di wilayah masing-masing,” kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran pada kegiatan guyub rukun RW di Tangerang, Sabtu (25/2).