JOGJA – Penceramah KH Ahmad Muwafiq atau akrab disapa Gus Muwafiq menyampaikan bahwa politik identitas merupakan bentuk kegiatan paling murah tanpa modal biaya yang dilakukan oleh kelompok intoleran anti Pancasila.
“Biasanya kelompok tersebut merupakan kelompok minoritas yang tidak mempunyai basis massa dan hanya memunculkan identitas politik (suku, etnis, agama). Dimana hal tersebut akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa karena masyarakat diadu domba oleh kepentingan politik yang mengatasnamakan agama,” ungkap Gus Muwafiq, hari ini.
Sebenarnya, kata dia, politik itu adalah identitas dan sudah sejak lama dicoba dimana-mana. Akan tetapi semuanya gagal dan tidak ada yang berhasil. Makanya kemudian identitas kaum muslimin Indonesia melebur dalam konsep Roiyah yaitu berbeda suku bangsa dan agama tapi hidup saling bertanggung jawab.
Dia pun mencontohkan konsep Khilafah dan komunis tidak akan pernah cocok di Indonesia, mereka hanya menggunakan modal dasar yang sudah ada dan yang paling murah yaitu agama untuk menarik prinsip dan perilaku politik.
“Diawal-awal saya melihat politik identitas biasa saja, tapi seiring waktu kemudian konfliknya semakin keras dan runcing sehingga harus diwaspadai. Makanya kewajiban seluruh rakyat Indonesia untuk mencegah politik identitas,” sambungnya.
Dulu politik identitas dianggapnya biasa-biasa saja, tapi hari ini menjadi sesuatu yang harus perlu waspadai karena dipegang oleh orang-orang yang tidak cukup mumpuni mengelola politik identitas.
“Nuansa bangsa yang baik yaitu gotong royong saling mengerti, cuman kan faktanya sampai sekarang masih ada orang yang akan membangkitkan politik identitas,” jelasnya lagi.
Dikatakannya, syiar agama itu tidak masalah sebenarnya, yang tidak baik itu adalah kelompok politik yang menggunakan sistem murah dengan menerapkan identitas untuk menggalang rakyat.
“Edukasi kepada masyarakat menjadi sangat penting, para kyai, ulama, tokoh bangsa harus bicara agar damai dan tercapai Pilpres yang lancar dan tidak memecah belah bangsa,” pungkasnya.